Sunday, November 7, 2010

Ekonomi Islam; Solusi untuk Mencapai Kesejahteraan Sosial

Oleh: Muhammad Gufron Hidayat, Mahasiswa Perbankan Syariah, UIN.

M. A. Mannan dalam bukunya Teori dan Praktik Ekonomi Islam menyebutkan bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Pengertian sederhana ini berimplikasi luas salah satunya pada tujuan ekonomi yang hendak dicapai. Jika ekonomi konvensional bertujuan untuk mencapai keuntungan yang berorientasi keduniaan semata, maka ekonomi Islam bertujuan untuk mensejahterakan pelakunya di dunia dan akhirat atau falah.
Lalu bagaimana cara untuk menggapai kesejahteraan dunia dan akhirat (falah) ini? Ekonomi Islam memandang, perlu terciptanya maslahah atau bentuk keadaan, baik material ataupun nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Konsep maslahah sendiri sudah sangat jelas digariskan, sebagaimana diungkapkan imam as-Shatibi, maslahah dalam kehidupan akan tercipta bila terjaganya lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan material (maal).
Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang adil bagi semua pihak. Tidak ada yang dirugikan jika sistem ekonomi ini berjalan sebagaimana mestinya. Keadilannya tersebut disebabkan karena ekonomi Islam bersumber dari Tuhan semesta alam yang Maha Mengetahui.

Tuesday, October 5, 2010

Mencipta UKM Berdaya Saing

Di negeri ini, UKM menjelma layaknya nadi yang menjalar di seluruh organ kepulauan Indonesia. Denyutnya yang tidak begitu keras namun secara konsisten mengalirkan kehidupan dari ujung Sabang hingga Merauke. UKM ini pula yang menjadi pahlawan nasional kala krisis ekonomi 1998 menerjang bangsa ini. Dengan karakter nadi yang senantiasa mengalirkan kehidupan, begitupun dengan UKM kala itu, berfungsi sebagai nadi yang mempertahankan kesejahteraan masyarakat.
Sejak terjadinya krisis ekonomi 1998 hingga dewasa ini, perekonomi Indonesia mengalami pasang surut yang berimbas luas terhadap pelaku ekonomi termasuk juga UKM di dalamnya. Masa penyembuhan pasca krisis yang cukup memakan waktu, ancaman krisis global yang baru beberapa saat terjadi hingga tantangan ACFTA (Asean Cina Free Trade Agreement) yang baru saja bergulir menuntun pemikiran matang, mendalam nan meyakinkan untuk mengurai bagaimana dan apa yang semestinya dilakukan guna mencipta UKM yang berdaya saing sehingga mampu menjadi actor dalam percaturan perekonomian global.

Saturday, October 2, 2010

Orang Bank Itu Seperti Dokter Kandung, Boleh Melihat, Memagang, Tapi Tidak Boleh Memakai

Ungkapan salah seorang pengusaha dan founder bank di Indonesia yang dimuat di harian bisnis (hari dan tanggal lupa) memang menggelitik namun ternyata sangat benar adanya. Barangkali ungkapan tersebut merupakan filosofi dasar seorang bankir apalagi perbankan syariah. Seorang bankir tentu akan intens berhubungan dengan uang. Ia boleh melihat, memegang, tapi untuk menggunakan tentu tidak. Bank, sebagai lembaga bisnis yang dikenal dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi tentu tidak ingin melakukan kesalahan sedikitpun.
Pengalaman Pak Taher, orang yang diwawancarai harian bisnis, tentu sangat beragam dalam mendirikan perbankan. Badai krisis yang menimpa Indonesia berkali-kali bahkan, dari tahun 1998 yang merontokan perbankan nasional hingga 2008 silam yang banyak mengguncang perekonomian global tidak menggoyahkan bank yang ia dirikan. Bahkan saat ini, banknya termasuk berkategori baik karena memiliki NPL di bawah 1%. Sungguh perlu diapresiasi dan menjadi pembelajaran.

Monday, September 27, 2010

Eksistensi Ekonomi Islam pada Era Globalisasi

Abad Milenium, Era Globalisasi
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan globalisasi? Siapakah pencetus globalisasi ini? Barangkali pertanyaan-pertanyaan seperti ini sepele namun merupakan hal fundamental untuk mengawali wacana globalisasi.
Selama ini globalisasi banyak difahami dalam urusan bisnis dan ekonomi semata. Term globalisasi seolah menyempit hanya sekedar milik ilmu ekonomi. Benar apa yang dipaparkan oleh Stiglitz bahwa globalisasi sebenarnya mencakup gagasan dan pengetahuan secara internasional, pemahaman budaya, munculnya kelompok dunia, masalah lingkungan global yang mendunia dan berbagai hal lainnya. Globalisasi berarti proses pen-dunia-an segala unsur kehidupan, dalam bahasa seorang kolega, dari hal remeh-temeh hingga yang aneh-eneh. Sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, teknologi, dan sebagainya.

Wednesday, September 8, 2010

Puasa dan Kaitannya dengan Bank Islam

Puasa bertujuan mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. Orang yang bertaqwa bukan hanya mereka yang rajin shalat, membayar zakat dan haji, tetapi juga mereka yang meninggalkan perbuatan tercela dan perilaku yang diharamkan Allah Swt.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, “Yang bertaqwa kepada Allah itu, bukan seorang yang hanya melakukan puasa di siang hari dan menegakkan qiyamul Lail di malam hari, serta rajin beribadah di antara kedua waktu tersebut, melainkan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dan melaksanakan apa yang diwajibkannya”.
Dengan demikian, ibadah puasa sebenarnya tidak saja menahan diri dari makan, minum dan hubungan seks (jima’), tetapi juga dari segala perilaku yang tercela dan terlarang dalam agama.

Friday, August 6, 2010

Ramadhan: Momentum Hijrah ke Ekonomi Syariah

Substansi puasa adalah pengendalian diri serta menghindarkan diri dari segala prilaku tercela. Dengan demikian ibadah puasa bukan saja menahan makan, minum dan berhubungan seks, tetapi juga menahan diri dari segala sesuatu yang diharamkan, seperti ghibah (menggunjing), berdusta, berjudi, korupsi dan termasuk riba (bunga bank).
Selama bulan Ramadhan, prilaku yang halal saja ada yang dilarang dilakukan, seperti makan, minum dan berhubungan suami-istri, apalagi perilaku yang haram dan syubhat, jelas semakin dilarang dan harus ditinggalkan. Dengan demikian, seorang yang benar-benar berpuasa, akan berusaha meninggalkan segala yang diharamkan, seperti riba. menerima suap, berbohong, mubazzir, dsb.

Tuesday, June 1, 2010

Bank Syariah Bukan Baru Muncul Tetapi Baru Bangun Dari Tidurnya

Konsep islam dalam mengatur perekonomian sudah diatur oleh Allah SWT, sehingga pada jaman nabi sudah di atur tentang dunia perekonomian. Akan tetapi dengan perkembangan zaman dunia perbankan banyak permasalahan baru yang harus di pecahkan oleh para ulama modern.
Semakin majunya dunia perbankan di indonesia maka harus bekerja ekstra keras para ulama untuk memecahkan permasalahan dalam dunia perbankan yang semakin praktis. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku secara ridho sama ridho di antara kamu”. ( An Nisaa ayat 29) sudah jelas dalam al-quran.